MDF ( Medium Density Fibreboard ) adalah papan kayu dengan penyebaran serat berkerapatan sedang. Latar belakang dibuatnya MDF adalah dikarenakan kebutuhan industri dengan bahan baku kayu yang semakin hari semakin sangat meningkat tajam. Indikasi ini dapat dilihat dengan tumbuh suburnya industri furniture dan industri lain yang menggunakan bahan dasar dari kayu.
Dari tumbuh suburnya industri tersebut diatas, jika bahan baku yaitu berupa kayu tidak tersedia secara kontinyu ( luas hutan sebagai penghasil kayu pasti tidak bertambah ) maka industri tersebut lama kelamaan akan mengalami kebangkrutan. Dari analisa ini maka dibuatlah semacam kayu olahan yang diciptakan sebagai pengganti kebutuhan kayu untuk industri furniture.
Dari berbagai percobaan dari waktu ke waktu maka lahirlah berbagai macam bentuk kayu olahan yang di ciptakan sebagai pengganti kebutuhan akan kayu solid seperti: Plywood, Partikel dan MDF.
Plywood hadir dengan ciri : serat kasar, lapisan kelihatan, mahal, dan daya serap air tinggi
Partikel hadir dengan ciri : daya serap air tinggi, tampak permukaan kasar, kepadatan rendah
MDF hadir dengan ciri : serat halus, tampak permukaan halus, lebih murah, daya serap air rendah dan mampu meredam suara
MDF sangat fleksibel sehingga mudah dibentuk. Ukuran dan kekuatannyapun konsisten. Namun karena memakai bahan kimia resin, MDF lebih berat dari Plywood dan particle board. Di pasaran MDF memiliki jenis finishing yang sangat berfariasi dari cat kayu, venner, PVC, HPL ataupun paper laminate. Warna dan motifnya pun dapat dibuat sangat beragam
Furniture yang memakai bahan MDF biasa dipakai untuk furniture praktis yang diproduksi masal oleh pabrik. Sistem knock down digunakan hampir di semua industri furniture dengan menggunakan dowel (batang kayu atau plastic kecil) atau connecting bolt yang membuat produk dapat dibongkar pasang dengan mudah.
Ada beberapa standard MDF berdasar emisi Formaldehyde nya :
- Euroepan Standard
European Standards di rekomendasikan pada tahun 2000 oleh European Panel Industry yang mendefinisikan peringkat emisi formaldehyde. Peringkat original dimulai dari E1 (>9mg/100g) , E2 (9mg/100g – 30mg/100g) , dan E3 (<300mg/100g)
- Japanese JIS/JAS Formaldehyde Adhesive Emission Standard
Jepang juga mempunyai peringkat emisi formaldehyde sendiri, The Japanese JIS/JAS Formaldehyde Adhesive Emission Standards di tetapkan oleh Japanese Industrial Standards (JIS) dan Japanese Agricultural Standards (JAS) departments, menggunakan metodologi pengujian yang berbeda. Peringkat yang dikeluarkan oleh JIS / JAS ini dimulai dari F*, F**, F***, F**** dimana F**** ini memiliki tingkat emisi formaldehyde yang terendah di bawah 0.005 mg/m2h
- California Air Regulatory Board (CARB)
Amerika Serikat sedikit terlambat dalam hal ini, tetapi peringkat emisi yang di rilis oleh California Air Regulatory Board (CARB) pada tahun 2007 tersebut adalah untuk memperbaiki tingkat emisi yang sudah ada.
CARB P1 dirilis pada 1 Januari 2009 yang mensyaratkan kadar emisi formaldehyde 0.08 ppm (part per million)
CARB P2 dirilis pada 1 Januari 2010 yang mensyaratkan kadar emisi formaldehyde 0.05 ppm (part per million) sehingga mempunya standar yang lebih tinggi dari E1 maupun E0 (European Standard)